sesungguhnya dalam hidup itu hanya dua kata yang menjadi dasar untuk berinteraksi dikehidupan sosial kita yakni bagaimana kita terus "belajar dan berjuang" dimana belajar ini adalah memahami arti tentang kehidupan, menuju perbaikan cara pandang dan metodhe berpikir yang lebih baik dan benar... berjuang adalah mencoba untuk meraih apa yang kita yakini,
Senin, 23 Juli 2012
BINCANG DI TERAS PANTAI
sepi dan dingin menyelimuti relung hamparan pesisir,
sinar rembulan bergelemparan di debur buih ombak yang kian menepi
membuat warna putih menjadi raja di bibir pantai,
ketika sekelumit tawa dan senyum beriring canda bergelantungan menawan awan
selenting debar nyanyian menghibur gerah rembulan,
menggelitik bising angin yang mengambang,
merona meronta naskah beku di jasad kepala,
ketika suasana berkelebat menebar-nebar keheningan
dimana-dimana segar menebar keresahan sekitar,
karena pertiwi merintih diam-diam,
kala senja berubah warna,
terdampar para nelayan dengan harapan mati,
sambil terdiam menelan kabut menggumpal,
laut semakin biru di kedalam tak terduga,
sebab itukah aku mesti mengenang,
keresahan yang tertanam di benak terdalam,
diantara dua celah beriringan riang,
tentang sembilu dalam seteguk air berwarna merah,
cangkir kecil berukuran kurang seperempat liter,
tak jua menghadirkan ketenangan,
malah keluh kesah merisih sendiri,
di atas pasir-pasir lembab yang ingin ku tiduri,
di gubuk generasi pasukan penyapu bersih,
tak kuharap malam mengalami cerita kebutaan,
tentang kebepura-puraan yang kita sembunyikan,
di dalam lingkaransekumpulan kawan perbincangan,
hadir perselisihan keras menumbuk kehawatiran,
Kamis, 12 Januari 2012
SEKILAS TENTANG SUARA
SEKILAS SUARA
Malam ini
Hujan pulang patah hati
Kubiarkan diriku bahagia
Saat dunia menelanku
Seperti malam lainnya
Teriakan merambat
Sepi yang dingin
Menantang ilusi dalam hati
Dari sini
Suara terdengar mengitari terampolin
Ketika ku tunggu
Terkaman hati terluka
Angin yang bising
Menemukanmu kesengsaraan
Sementara
Dawai biola dilantai
Membuat suara
Menatap rembulan
Dari jendela diriku
Sesaat
Kudengar lagi suara itu
Berbicara pada bulan
Mencincang cahaya
Harap kian menepis sisi
Bermain menabrak jarum
Sedikit senyum
Menyuntik sadar
Yang kau tinggalkan
Pergelangan bocahku tumbuh
Sesaat sempat melayang
Nada dalam suara
Rentetan tari jalanan
Semua kuhisap
Tangga nada terbayar sekeping
Jari-jari lepas
Liar genggaman perempuan
NOSTALGIA MERPATI TUA
NOSTALGIA MERPATI TUA
Dibawah balai bambu
Sepasang merpati tua
Meneguk air mata langit
Dengan bibir berkerut
Kek
Aku ingat ketika
Kau melelehkanku
Didalam jantung bulan
Waktu itu
aku sangat mempesona
Setiap lekukan tubuh
Tersimpan aroma dajjal
Aku juga ingat
Tentang lampu nelayan
Yang mewarnai
Cubitan kecil dipipiku
Ingatan ini
Membuat dagu berkerut putih
Dan tulang hidungku
Serasa butiran pasir
Ah nenek
Aku bisa muda lagi
Karena aroma
Yang kau panjatkan malam ini
Bukankah jenggotku
Sudah tumbuh uban
Dan hasratku
Bagaikan kepingan api
Dicengkram tiang bambu
Sesungguhnya dalam hati
Aku juga rindu
Tentang merah bibirmu
Yang sempat menamparku
Dikepalaku juga masih tersimpan erat
Tentang perkelahian manja pertama kita
Membuat Mata malaikat
Meneteskan batu berlian
Tapi
Bukankah kerinduan ini
Selaksa main hujan di tengah malam
IBLIS NAMANYA
IBLIS NAMANYA
Di negeriku
Dongeng lama ini
Seperti Tuhan mengabaikan tempat
Dari mana cerita mulai
Kehidupan perselisihan manusia
Tentang sebidang tanah
Mengeringkan darah
Di negeriku
Lebih banyak cara membunuh
Dari pada membuat roti
Atau bercinta
Sore petang 10 Januari
Dunia dalam berita
Engkau berpidato
Dari atas mimbar nomor 1
Kata-katamu berbisa
Menelan beribu juta anak muda
Mulutmu menyemburkan api
Membakar setiap anak kecil
Yang baru lahir
Sementara di jidatmu kulihat
Lingkaran keramat ini
Terjadi lagi
Iblis berwujud
Sosok si pemotong kayu
Masbagik
Senin 10 Januari 2012
Jam 00.48
PESTA KEMBANG API
PESTA KEMBANG API
Gigitan semut hitam
Yang kau lepaskan tadi
Tepat mengenai jantungku
Detakannya sempat terhenti
Sementara darah
Tersumbat kekecewaan
Selamat tidur mimpiku
Biarlah aku melewati serakan api yang kedua
Sebab nafas tak pernah panjang
6 Januari 2012
INI PEPERANGAN
INI PEPERANGAN
Tuhan melupakan
Dari mana cerita mulai
Tuan topi merah
Pembunuh dua puluh bocah pria
Merupakan hukum tidak tertulis
Di dataran ini
Tapi dia
Mengirim satu pembunuh
Mempertahankan mahkotanya
Sambil menari membunuh kejam
Ketika orang mengocok dadu
Ia membunuh orang tuanya
Karena ia menyebut dirinya
Pembunuh massal
Lantas bagaimana cerita pembunuh nomor 1
Genga lainnya
Malam lain
Dan pertarungan lainnya
Terbunuh seketika
Tulang mengunyah
Kapan angin membawa tantangan sebenarnya
Tenanglah
Permintaan kan dikabulkan
Ketika bunga terbang berguguran
Walaupun penjahat
Tertantang dirumahnya sendiri
Tidak seperti tataran dunia akan terguncang
6 Jnuari 2012
DENTING AKHIR DESEMBER 3
DENTING AKHIR DESEMBER 3
Perubahan dramatis terjadi
Banayak waktu seperti sebuah kereta
Didalamnya pasti ada satu orang asing
Atau mungkin dua
Dibawah hujan percaya diri
Semuanya kan gelap
Merah barisan berjalan
Tandai pria abu-aabu
Gemetaran dikursi mereka
Tandai kota tanpa hukum yang menangis
Diam menunggu pahlawan
Permianan kartu
Asap kuciduk berbau kematian
Kucabut kartu joker yang kau lihat
Sementara tangan
Bersembunyi dibalik jas hitam pekat
Kotaku butuh obat-obatan
Kota yang menelantarkan nyawa dengan nyanyian
Kepala seharga seribuan
Diujung senapan korek api
Kau ambil sesuatu yang kau inginkan
Ayahku adalah sekeping emas
Walaupun belum ada yang meninggal
Kesempurnaan dari jin
Diluar 7 kode malaikat datang
Memakan ikan menempel di bibirku
Sebab semua orang memiliki kehidupan
Ku keluarkan dada
Yang selamanya bisa dia ingat
6 Jnuari 2012
1/2 KRIMINAL
1/2 KRIMINAL
Seorang ayah
Membunuh ibunya tadi pagi
Melewatkan separuh hidup anaknya
Dalam penjara
Mendung mengirim pos dari syurga
Gerimis berdansa
Mengajak ku keluar dari sini
Jalan kutemukan
Lima orang tewas
Kulihat cahaya menelan udara
Salju dimana-mana
Dalam selokan
Kutemukan tukang sampah
Belum menyelesaikan tugasnya
6 Jnuari 2012
NEGERI PENIRU
NEGERI PENIRU
Kumasuki lorong sempit
Suara senapan menyambut
Daging berbau kopral
Diantara bukit dan air terjun
Anjing bernyanyi memancing masalah
Mengambil sejengkal tanah penduduk desa
Selanjutnya berhati-hati
Dengan belati penuh darah
Aku kan mengalahkanmu
Dengan satu tongkat
Warisan bocah peramal
Kan Kutinggalkan gigitan
Bernama racun
Mengganjal pikiran keluar
Ditepi padi
Wasit berdiri
Tersenyum sambil minum telanjang
Seperti hujan
Pintu terbuka tenang
Atas Kepalan lelaki malang
Tertusuk
Melipat dan menggunting
Terkapar diatas wajah
Perempuan bak mandi
6 Jnuari 2012
MASIH DALAM GELAP
MASIH DALAM GELAP
Kucoba memperkosanya
Ketika kau lari dariku
Air murni
Tak ada bayang kotor
Membuatku tak pernah melihat
Bayangan perempuan
Yang lebih memilih jadi pelacur
Karena koboi tak punya senjata
Pikiran kuno
Samurai tak punya pedang
Dan akupun
Masih hidup dalam lingkar pertarungan
Itupun terjadi pada sembilan macan misteri
Berjubah panjang dan bertopi lain
Membuatku teringat
Akan pertama kali
Kesempatan terkurung nilai itnggi
Matanya,
Dua puluh lima kuburan panjang
Dalam sekarat ia katakan
Aku lebih kuat dari yang kau bayangkan
6 Jnuari 2012
KISAH KETAKUTAN
KISAH KETAKUTAN
Bersembunyi seperti anjing
Lebih baik kau tinggal disini lain kali
Ketika kartu
Sudah kupegang
Karena kau hanya tiruan
Dalam lampu
Tetes darah awal
Telah merubah segalanya
Seperti ikan ini
Bagai pohon kehidupan
Tak bermekaran
Malam ini
Kusempatkan diri mengusik rumahmu
Kuangkat dua pedang
Tertancap berkarat dilidah
Membuatku tercekik dan mati
6 Jnuari 2012
YANG TERSISA
YANG TERSISA
Setelah kematian untuk peta
Bahayanya masih dikepala
Aku memohon kau tetap denganku
Ketika seorang jendral
Memimpin pasukan badut
Mati dengan rahasia
Mendali terpecah kecil
Burung periang terbang
Dengan busur lelaki muda
Kaupun perempuan
Keluar dari legenda
Kalung pembunuh
Gigitan semut hitam
Tepat mengenai jantungku
Berlalu dengan rintihan
6 terpingkal
5 terbunuh
4 menunggu
3 terjerat
2 mendamping
1 dikejar ujung kehawatiran
Ketika perut di tinggal kepala
Ribuan dada tersengal-sengal
Kau berdarah dilantaiku
Ini semua tentang hari esok
Saat udara mulai memanas
Membuat rindu kesempatan terakhir
Karena semua ada lingkarannya
Tentang penyaji minuman
Tak pernah mengangkat tangan
Melihat matahari
Terbenam atas perselisihan
6 Jnuari 2012
PEREMPUAN HILANG BENTUK
PEREMPUAN HILANG BENTUK
Dikala bulan sabit
Perempuan insomnia
Membentak dinding kamarku
Dalam gelap
Perempuan itu melapaz kesucian
Atas mimpi pulas suaminya
Sambil menata dua bocah
Menangis dipangkuannya
Tatapan berubah kosong
Tubuh perempuan itu
Sesaat terhenti
Mengembara mengejar angan
Sela waktu terbuka
Perempuan atas nama ibu
Bertasbih dalam baju yang ia setrika
Sementara dikala pagi
Ia mandi dan mencuci
6 Jnuari 2012
Langganan:
Postingan (Atom)